Mengapa Properti ??????

Untuk memberi keyakinan kenapa properti merupakan wahana investasi yang bagus, coba jawab empat pertanyaan berikut:
Pertanyaan pertama :Kalau Anda punya uang satu milyar Rupiah, saham senilai berapa Rupiah yang dapat Anda beli dengan uang tunai satu milyar Rupiah ? Jawabnya, maksimum satu milyar Rupiah, syaratnya tidak ada biaya-biaya yang dibebankan kepada pembeli saham. Bisa juga lebih kecil, kalo ada biaya adminsitrasi, provisi dan komisi. Nah kalo uang ini dibelikan properti, pertanyaannya jadi : properti senilai berapa Rupiah yang dapat Anda beli dengan uang tunai satu milyar Rupiah ? Kalo tidak menggunakan ungkitan uang bank, bisa saja nilainya sama dengan uang tunai yang kita bayarkan; satu milyar Rupiah. Bisa jadi karena ada orang kepepet, properti senilai dua milyad dia jual hanya seharga satu milyar. Artinya, sangat mungkin kita membeli properti yang bernilai dua milyar, tetapi kita cuma membayar tunai satu milyar saja karena ada orang butuh jual cepat. Belum lagi jika kita menggunakan ungkitan uang bank. Apakah untuk beli saham, kita bisa dapet pinjam uang dari bank ? Cobalah aja datang ke Bank atau lembaga keuangan lain, bilang bahwa anda mau pinjam uang untuk beli saham. Apa akan diberi pinjaman ? Yakin dah, kagak bakalan dikasih. Tetapi, kalo Anda datang ke bank, mau pinjam uang untuk beli properti pasti akan dipinjamkan asal memenuhi syarat, misalnya ada agunannya. Sebelum ini, nilai pinjaman sebesar 80 persen dari aset agunan kita. Sekarang berdasarkan ketentuan peraturan yang baru, maksimum 70 persen saja. Kalo, misalnya uang satu milyar Rupiah itu sebagai DP (down-payment, uang muka) yang nilainya 20 persen, maka dengan uang tunai satu milyar kita bisa belikan properti yang dijual seharga lima milyar Rupiah.
Pertanyaan Kedua : Pada saat Anda membeli saham seharga satu milyar Rupiah menggunakan uang tunai Anda sebesar satu milyar Rupiah, berapakah nilai saham Anda? Jawabannya ya, segitu; maksimal satu milyar Rupiah. Kalo untuk properti, pada saat Anda membeli properti senilai lima miyar Rupiah menggunakan uang tunai sebesar satu milyar Rupiah, berapa nilai properti Anda ? Nilai properti yang dibeli seharga lima milyar Rupiah menggunakan uang tunai satu milyar Rupiah, bisa saja nilainya cuma tiga milyar Rupiah karena anda ceroboh, terkicuh pada waktu membeli, tetapi mestinya kalo pinter, nilainya bisa saja tujuh milyar Rupiah. Katakan enam milyar deh. Itu tadi contohnya, kalo penjual kepepet, butuh uang cepet, nilai properti sebesar tujuh milyar Rupiah, dijual seharga lima milyar Rupiah. Dan anda cuma keluar uang satu milyar Rupiah karena yang empat milyar dibayar oleh Bank. Padahal nilai properti itu sebenarnya enam milyar Rupiah.
Pertanyaan Ketiga : Ketika Anda membeli saham senilai satu milyar Rupiah dengan harga beli satu milyar Rupiah (dan pada saat Anda membelinya nilainya tepat satu milyar Rupiah) apa yang secara pribadi dapat Anda lakukan untuk meningkatkan nilai portofolio saham Anda ? Jawabnya, tidak ada yang bisa saya lakukan. Mungkin berdoa akan lebih baik. Nah untuk properti, ketika Anda membeli properti senilai lima milyar Rupiah dengan uang tunai satu milyar Rupiah (dan pada saat Anda itu nilainya sebenarnya enam milyar Rupiah) banyak hal yang secara pribadi dapat Anda lakukan untuk meningkatkan nilai properti Anda. Misalnya melakukan renovasi ringan agar membuat daya tarik bagi pembeli. Mungkin mengecatnya atau membuat tampilannya lebih trendi. Tentu saja kita pantas berdoa juga agar perekonomian membaik, sehingga harga properti meningkat.
Pertanyaan Keempat: Anda membeli saham senilai satu milyar Rupiah dengan harga beli satu milyar Rupiah dan pada saat Anda membelinya nilainya tepat satu milyar Rupiah. Ketika, kemudian nilai saham naik menjadi dua milyar Rupiah, apa yang harus Anda lakukan untuk menikmati sebagian kenaikan nilainya ? Jawabannya yang paling masuk akal ya dijual. Kalo gak dijual bagaimana saya bisa menikmati keuntungannya. Ini kesempatan yang baik untuk menikmati keuntungan. Bisa jual seluruhnya, atau sebagian. Kalo saya, saya akan jual seluruhnya. Untuk properti, Anda membeli properti senilai lima milyar Rupiah dengan uang tunai hanya satu milyar Rupiah beberapa waktu kemudian nilainya menjadi sepuluh milyar Rupiah, apa yang harus Anda lakukan untuk menikmati sebagian keuntungannya ? Bisa saja saya jual. Tetapi sepertinya saya akan terlalu bodoh deh. Bagi investor properti, menjual properti seringkali menimbulkan penyesalan. Makanya jangan dijual. Investor properti hanya akan menjual asetnya ketika ada kesempatan yang lebih baik, atau dia akan menyesal. Maka yang paling tepat dilakukan adalah refinancing, pendanaan kembali properti yang nilainya naik itu. Sekali lagi ingat ada “good-debt” dan ada juga “bad-debt“. Enak kan, menimati keuntungan tanpa menjual. Sama halnya, dalam properti memperoleh untung waktu membeli. Apa ada investasi lain yang seperti properti ?
Begitulah…Jadi jelas ya..mengapa investasi di sektor properti merupakan investasi yang bagus.

7 Tingkat “Menguasi” Properti

Cipto Junaedy dalam bukunya : “Strategi Membeli Banyak Properti” (http://www.ciptojunaedy.com), membuat 7 tangga tingkat “penguasaan” properti, salah satu cara menuju financial freedom ala RTK.

Level 1 : hanya mampu punya 1 properti seumur-umur.
Level 2 : memilki banyak properti.. dua, tiga, empat,…banyak
Level 3 : beli banyak properti tanpa keluar uang (bukan pake uang mertua, bukan karena punya isteri/suami kaya, bukan pake uang bank)
Level 4 : beli banyak properti tanpa keluar uang, malah dapet uang
Level 5 : beli banyak properti tanpa keluar uang, malah dapat uang, tanpa utang (bayar kontan)
Level 6 : beli banyak properti tanpa keluar uang, malah dapet uang, tanpa utang (bayar kontan), tanpa nunggu harga miring (berapa aja bayar).
Level 7 : beli banyak properti tanpa keluar uang, malah dapet uang, tanpa utang (bayar kontan), tanpa nunggu harga miring (berapa aja bayar), tanpa menyakiti orang lain shg bisa tidur tenang, pikiran damai.

Anda termasuk yang mana ?

Rumah dijual, klik : https://gryajannati.wordpress.com/2012/10/12/rumah-di-jual/

 

Entrepreneurship Sulap Rongsokan Jadi Ladang Emas

Kota InterNet - Artikel
ILUSTRASI: Cara untuk bisa mengubah rongsokan menjadi emas bisa dilakukan dengan menciptakan kesempatan, melakukan inovasi, dan menghitung resiko.

Direktur Ciputra Group Antonius Tanan, MBA, Msc berbagi tips sukses Ciputra Grup dalam mengembangkan usaha. Sharing yang diberi judul “New Venture creation Ciputra Way” disampaikan Antonius dalam Workshop Technopreneurship di Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta.

Definisi kotoran dan rongsokan menjadi emas adalah ketika proses kreatif dan dramatis disertai penerimaan pasar, dan menghasilkan pelipatgandaan sumber-sumber. “Sumber bukan hanya modal, tapi juga termasuk informasi dan koneksi,” jelas Antonius.

Antonius mengatakan, di era modern ini entrepreneurship tidak hanya berdagang, tetapi dikaitkan dengan inovasi. Yakni kecakapan manusia menciptakan sesuatu yang ada jadi lebih baik. Pengusaha Ciputra mengibaratkannya dengan merubah rongsokan menjadi emas.

“Kreatif ini berdasarkan penilaian pelanggan, bukan menurut diri sendiri. Terjadi multivikasi nilai. Jadi nilai itu meningkat luar biasa. Dalam entrepreneurship yang utama bukan modal, tetapi inovasi,” papar Antonius.

Cara untuk bisa mengubah rongsokan menjadi emas bisa dilakukan dengan menciptakan kesempatan, melakukan inovasi, dan menghitung resiko. “Kesempatan itu harus diciptakan, bukan dicari,” tambah Antonius.

Adapun inovasi, menurut Antonius adalah merancang rangkaian nilai tambah (value chain) sedemikian rupa hingga pelanggan tidak sanggup mengatakan tidak. Anotonius mengangkat contoh kisah sukses inovasi yang dilakukan iPad. “Dengan pendekatan enterpreneurship, maka sebuah produk teknologi dapat dikembangkan jadi sebuah bisnis yang mengalami sukses luar biasa walaupun secara teknologi bukan yang paling terakhir ditemukan,” ujar Antonius.

Antonius memiliki data bahwa sebelum iPad, sudah ada produk-produk PC tablet namun tidak ada yang se- sukses iPad. Contohnya Gridpad (1990), Motion Computing (2002), Apple Message Pad (1993). Tidak ada yang menyaingi keberhasilan iPad yang terjual 1 juta unit hanya dalam waktu 28 hari.

Antonius kemudian menjelaskan delapan inovasi bisnis yang merupakan komponen enterpreneurship yang harus dimiliki enterpreneur, yakni: desain, produksi, marketing, keuangan, HRD & Organisasi, konektivitas dan mobilitas, aliansi strategis, serta respon sosial dan lingkungan.

Antonius juga membagikan lima kompetensi esensial yang harus dikuasai seorang enterpreneur, yakni:
1. Business creation, bagaimana mengkreasi bisnis baru yang berbeda;
2. Business operation, bagaimana mengoperasikan ide yang sudah dibuat;
3. Business growth, bagaimana mengembangkan bisnis;
4. Business revitalization, bagaimana menghidupkan bisnis yang sudah berkembang;
5. Business closing, bagaimana agar bisnis tersebut bisa ditutup, tidak menggantung di investor, atau hal lain.

Dia menjelaskan, entrepreneur-ship bisa menjadi solusi atas berbagai masalah mendasar bangsa ini. yakni tingginya jumlah pengangguran hingga kekejaman yang dialami tenaga kerja Indonesia di luar negeri. “Bisa menjadi solusi karena entrepreneurship mengajarkan orang untuk menciptakan lapangan kerja, bukan mencari lapangan kerja,” kata Antonius.

Sementara itu, pengusaha sukses yang menjabat Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chaerul Tanjung, memiliki visi yang optimistis soal masa depan ekonomi Indonesia. Menurutnya, Indonesia bakal masuk lima besar kekuatan ekonomi dunia, setelah Tiongkok, Amerika Serikat, Eropa dan India pada 2030. “Kekuatan kita terletak pada letak geografis, sumber daya dan keindahan alam,” kata Chaerul Tanjung.

Dia menjelaskan, pada 2030 Tiongkok menyalip Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi nomor satu dunia. Sekarang sudah terbukti Tiongkok berhasil menyalip Jepang dan menjadi kekuatan ekonomi kedua terbesar dunia. Dengan krisis ekonomi yang tak kunjung bisa diatasi Amerika, bukan mustahil Tiongkok akan segera menyalip negeri adidaya itu.

“India juga memiliki potensi maju karena jumlah penduduknya hampir sama besar dengan Tiongkok, yaitu di atas satu miliar jiwa. Indonesia sebagai negara besar memiliki potensi yang sama,” katanya optimis.

Agar potensi menjadi negara dengan ekonomi kuat di tingkat dunia. Indonesia harus membangun pusat-pusat ekonomi baru yang terhubung secara ekonomi. Dia menyarankan agar dibangun minimal dua pusat ekonomi di tiap provinsi. “Itu akan merangsang pertumbuhan ekonomi secara merata di seluruh wilayah Indonesia,” kata Chairul Tanjung.

Menurutnya, penunjang ekonomi Indonesia saat ini masih sektor pengelolaan kekayaan alam seperti tambang, komoditas sawit, serta karet. Lalu konsumsi 250 juta penduduk yaitu makan dan pembelian pakaian. “Kita tidak bisa selamanya hanya bergantung pada itu, harus dirangsang pertumbuhan industri kreatif,” jelasnya.

Sesi terakhir diisi Franciscus Welirang, Direktur Indofood Sukses Makmur. Lelaki yang akrab disapa Franky ini memiliki ide unik mengatasi kebutuhan beras nasional yang selalu kedodoran dan harus ditutupi dengan impor. Dia menyarankan untuk dikembangkan teknologi pengolahan tepung yang terbuat dari umbi-umbian untuk dicetak dan dibentuk seperti butiran beras.

“Dengan begitu, pangan lokal akan semakin diberdayakan menjadi buhan pangan pokok, sehingga ketergantungan terhadap beras bisa dikikis,” kata Franciscus Welirang.

Baginya, kebutuhan manusia atas pangan itu sebenarnya sederhana. Pangan hanya dua, yaitu kebutuhan manusia pada protein seperti dagung, ikan dan sayur. Serta kebutuhan karbohidrat yang tidak hanya bisa dipenuhi dengan beras, tetapi bisa juga dengan jagung, singkong, sagu dan umbi-umbian lainnya.

“Jadi tidak malah kalau kita mencetak butiran beras yang terbuat dari tepung terigu dan tepung yang terbuat dari umbi-umbian lainnya. Yang penting kan sama-sama karbohidrat. Keuntungannya kalau kita bisa mencetak butiran beras dari tepung terigu, ketergantungan pada beras akan semakin berkurang,” katanya.

Menurutnya, kebutuhan pangan nasional dipenuhi oleh beras sebanyak 45 persen, dan gandung 17 persen. Sementara singkong, jagung dan umbi-umbian hanya berperan 5 persen dan hanya untuk kudapan. “Padahal umbi-umbian sangat mudah tumbuh di Indonesia, beda dengan gandum yang harus diimpor dari Eropa. Karena itu, kita harus memberdayakan umbi-umbian untuk jadi pangan alternatif untuk menciptakan ketahanan pangan nasional,” ujarnya

8 Tips Untuk Belajar jadi Develover Pemula

Tips 1 :
Belajar dari buku-buku, seminar, kursus, dan berbicara dengan pengembang properti lainnya.
Segala sesuatu ketika kita akan memulai usaha apapun pasti harus di cari info dan ilmunya terlebih dahulu. Oleh karena itu mulailah dengan membaca referensi yang berkaitan dengan bisnis developer, diantaranya buku the property developer dimana di sana dibahas sangat lengkap dan mengajarkan step by step bagi pemula. Ingin tahu tentang ebooks the property developer ? Tanya mbah google aja.
Jalin silaturahmi dengan teman-teman yang sudah menjalani bisnis ini. Ambil ilmu dan informasi dari mereka sebanyak-banyaknya, sehingga bisa dijadikan acuan kita untuk melangkah ke depan.
Gabung dengan komunitas bisnis properti seperti PU (property university), PKP (perguruan kungfu property), milis properti (yukbisnisproperti)

Tips 2 :
Lihat apa yang pengembang properti lainnya lakukan. ATM = amati, tiru, modifikasi. Prinsip ini saya rasa sudah banyak yang menerapkan. karena manusia hidup di dunia ini pada dasarnya adalah meniru yang sudah ada. Begitupun dengan bisnis developer ini, sering-seringlah main atau kunjungi perumahan-perumahan yang sudah ada, amati kelebihan mereka apa, cari informasi penjualan mereka sold out berapa lama, bangunan rumah yang paling banyak di sukai konsumen seperti apa, sehingga hal ini akan menambah referensi kita ketika akan membuat sebuah perumahan.

Tips 3 :
Jangan trendsetter – mengembangkan apa yang menjual, bukan apa yang Anda sukai. Buatlah perumahan yang sesuai dengan permintaan pasar, jangan yang anda suka. Karena rumah itu untuk konsumen bukan untuk kita. Targeting & segmentasi pasar betul-betul harus diperhatikan. Siapa sasaran kita? Konsumen seperti apa pasar kita? sehingga hal ini akan berpengaruh kepada harga jual, type rumah, sistem pemasaran dan lain sebagainya.

Tips 4 :
Pahami rencana pembangunan daerah di mana Anda sedang membangun. Setiap pemerintah daerah yang berbeda memiliki peraturan yang berbeda. Cari informasi mengenai peraturan yang berlaku di daerah yang akan kita kembangkan. Setiap daerah memiliki kebijakan berbeda, oleh karena itu ketika sudah menemukan lokasi yang cocok, segera cari informasi mengenai perizinan dan kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini untuk memudahkan langkah kita ke depannya. Misalnya mulai dari izin warga, IMB, IPPT, dll.

Tips 5:
Manfaatkan bank Anda atau dana lain yang terlibat dalam setiap tahap perkembangan Anda. Cari relasi sebanyak-banyaknya, baik dengan bank, mulailah membangun jaringan. memang memulai kerjasama dengan bank tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin, oleh karena itu harus di awali dengan proyek pertama. Jika proyek pertama ini berhasil, maka kerjasama pasti akan berlanjut ke proyek-proyek selanjutnya. create your brand-buat nama baik anda di bank sehingga hal ini akan memudahkan link ke depannya.

Tips 6:
Pastikan Anda memiliki cukup uang untuk menutupi bunga dan biaya lainnya selama 12 sampai 15 bulan antara membeli tanah dan menjual atau menyewakan properti.

Tips 7 :
Apakah dana yang tersedia untuk menutupi kejadian tak terduga dan penundaan. Di sini cashflow yang bermain. Masalah keuangan adalah masalah yg harus terus di pantau karena semuanya berkaitan dengan dan. Mulai pembayaran ke kontraktor, investor, pembayaran tanah, penggajian karyawan, dsb.

8. terakhir seperti kata mbah purdi 9A … actionaction … dan action.. karena proyek pertama tak akan ada jika tidak di mulai dari sekarang. so… tunggu apalagi, keep moving & semangat.

Bagaimana Cara Memulai Bisnis Properti Bermodal Kecil

 

Cara Memulai Bisnis Properti

Bisnis properti merupakan bisnis yang mulai dilirik oleh banyak orang, dahulunya hanya ditekuni oleh beberapa orang saja. Banyak buku, seminar, workshop yang membahas bagaiamana cara memulai bisnis properti. Setelah dipelajari  tentang cara memulai bisnis properti dengan modal kecil, ternyata caranya sederhana sekali, kali ini saya akan jelaskan secara ringkas.

Dalam memulai bisnis properti dengan modal kecil banyak peran yang bisa kita ambil diantaranya sebagai broker, sebagai pemilik properti itu sendiri atau sebagai developer properti.

Memulai bisnis properti dengan modal kecil sebagai developer, dengan cara sebagai berikut :

1. Mencari lahan atau tanah

Bisa menggunakan tanah milik sendiri, tanah orang tua, milik saudara, milik teman atau milik orang lain, jika bukan milik sendiri kita perlu meyakinkan pemilik tanah, bagaimana meyakinkan pemilik tanah ?  Tentu dengan memperlihatkan bahwa kita tahu persis dan menguasai apa yang akan kita kerjakan dan kita menjelaskan bagaimana sistim kerjasamanya dan berapa potensi keuntungannya.

2. Membuat gambar dan Rancangan Anggara Biaya

Setelah dapat lahan maka tahapan selanjutnya adalah membuat gambar dan rancangan anggara biaya terlebih dahulu karena kita akan menjual rumah bermodalkan gambar dan RAB saja, Bagaimana dengan biaya gambar dan RAB? Ini bisa disiasati dengan bekerjasama dengan arsitek dengan perjanjian bagi hasil, persentase bagi hasil arsitek disesuaikan dengan estimasi biaya jasa arsitek dan biaya proyek keseluruhan.

3. Mencari Modal Untuk membangun Rumah

Jika kita sudah berhasil meyakinkan pemilik tanah tahapan selanjutnya adalah mencari modal untuk pembangunan rumah. Modal bisa kita dapatkan dengan cara mencari pembeli rumah yang akan kita bangun kemudian minta DP, jika dia beli rumah tersebut cash maka pembangunan rumah sudah bisa kita mulai. Tentunya dilengkapi dengan surat perjanjian bagaimana pembayaran selanjutnyaa. Jika dia beli menggunakan Bank/KPR,  setelah dapat DP kita juga langsung ajukan KPR Multiguna atas nama pembeli tersebut karena digunakan untuk pembangunan rumah. Jangan dimulai dulu pembangunan sebelum jelas bahwa kreditnya disetujui untuk mengantisipasi jangan sampai pembangunan rumah terbengkalai. Modal pembangunan bisa juga kita dapatkan dengan cara mengajukan kredit konstruksi atas nama kita atau nama perusahaan kita.

4. Jika kita menggunakan kredit konstruksi untuk pembangunan maka sebelumnya kita perlu balik nama sertifikat atas nama kita. Untuk meyakinkan pemilik tanah maka lengkapi dengan surat perjanjian. Hati-hati jika menggunakan teknik ini, perhitungkan pinjaman yang didapat cukup untuk membangun rumah sampai selesai atau pastikan ada dana untuk membayar angsuran per bulan selama properti belum selesai atau selama properti belum laku. Pastikan di perjanjian dibunyikan bahwa sebelum rumah terjual maka ada persentase kita terhadap kepemilikan tanah dan rumah tersebut sesuai dengan persentase dana kita yang telah masuk kedalam pembangunan rumah.

5. Pada tahap ini kita tinggal promosi untuk mendapatkan pembeli

Mudah – mudah penjelasan diatas cukup memberikan gambaran bagaimana cara memulai bisnis properti dengan modal kecil, bahkan tanpa modal.

Kuadran Cara Kaya Melalui Properti

Berkait dengan cara kaya melalui properti, saya baca di sebuah Blog bahwa terdapat 4 golongan orang, yaitu : Penjudi, Pedagang, Pembebas Lahan dan Investasi

Golongan Penjudi

Golongan penjudi adalah golongan yang kebanyakan orang awam pakai di mana mereka dalam keputusan membeli properti hanya berdasarkan mitos bahwa harga properti akan selalu naik jadi mereka membeli main asal membeli saja tanpa ada proses survey harga dan survey pertumbuhan harga properti. Bahkan ada yang berani membeli rumah tetapi rumahnya belum jadi mereka membeli ruah hanya berdasarkan gambar saja gambar saja dan rayuan sales pejual yang menjajikan bahwa harga rumah akan segera naik nantinya. Memang banyak yang menjadi kaya dari golongan ini hal ini terjadi bila developer yang membangun benar-benar credible dan memenuhi janji-janjinya sehingga pembeli menikmati harga yang benar-benar naik. Tetapi banyak juga yang menjadi rugi dari golongan ini karena apa pertama mereka ternyata membeli kemahalan sehingga balik modalnya lama kedua ternyata developer tidak bertanggung jawab sehingga pembangunan tidak sapa berjalan penuh hanya sebagian saja sehingga menyebabkan harga yang djanjikan naik ternyata tidak naik bahkan ada developer yang sudah mengambil uang DP tetapi rumah atau properti tidak jadi-jadi karena developer yang bersangkutan bangkrut. Jika demikian maka menyebabkan kerugian bagi investor

Golongan Pedagang
Golongan pedagang adalah golongan yang melakukan jual beli properti. Golongan pedagang ini dalam mengambil keputusan membeli properti ketika harga properti yang ditawarkan jauh di bawah harga pasar, lalu mereka membeli propertinya lalu diperbaiki sedikit dan di jual lagi dengan harga yang lebih mahal. Banyak orang yang kaya lewat jalan ini tetapi ini juga ada kelemahannya yaitu anda harus memiliki modal gede dan keuntungannya hanya sekali saja yaitu ketika rumah laku di jual setelah itu anda harus mencari lagi dari awal.

Golongan Pembebas Lahan
Golongan pembebas lahan adalah golongan yang melakukan jual beli properti dengan cara membebaskan lahan yang sangat luas lalu memberikan nilai tambah di atas lahan tersebut sehingga lahan yang dia beli harganya bisa naik ber puluh-puluh kali lipat. Golongan ini biasanya adalah golongan developer yang memiliki modal besar sehingga memiliki dana untuk membebskan lahan. Tetapi golongan ini sangat rentan dengan kenaikan harga dan kenaikan suku bunga.

Golongan Investor
Golongan yang membeli properti atau rumah dengan dasar keputusan ketika harga propertitersebut turun dan tidak akan menjualnya sampai kapanpun karena mereka membiarkan properti mereka bekerja untuk mereka. Mereka menggap ketika membeli properti kita harus untung terlebih dahulu di depan lalu tiap bulannya mereka juga harus mengambil keuntungan dengan memberdayakan rumah yang mereka beli sehingga mereka memberdayakan rumah yang mereka beli dengan maksimal. Berdasarkan golongan ini saya menemukan teori baru bagaimana agar anda dapat memebeli rumah secara gratis tanpa keluar uang sepeserpun malah tiap bulan anda mendapat passive income yang besar. Dan dengan cara ini saya berhasil banyak merubah nasib seseorang dari yang semula biasa-biasa saja dalam waktu singkat mereka berubah menjadi milyader dalam waktu kurang dari 1 tahun.

Sekolah Versus Jalanan : Kuadran ala Bob Sadino

Sebuah buku yang membuat tecengang dan mematahkan segala teori-teori yang Anda sudah pelajari. Kalau Anda jujur pasti Anda sependapat bahwa untuk meraih sukses (baca: kaya) hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah menempa ilmu di bangku sekolahan setinggi-tingginya, kuliah mencari gelar S1, S2 dan mencari pekerjaan yang layak sesuai dengan tingkat pendidikan yang kita punya. Ada nasehat yang masih selalu terngiang-ngiang. “Sekolah yang rajin agar pintar, IPK tinggi agar dapat kerjaan yang bagus; bergaji besar”.

Berbeda dengan Om Bob (panggilan Bob Sadino), menurut beliau “Sekolah yang terbaik adalah sekolah kehidupan, sekolah jalanan, sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya untuk mengeksplorasi dengan leluasa”. Untuk lebih jelasnya mari kita simak lingkaran kuadrant RBS (Roda Bob Sadino)

Kuadrant pertama; kampus
Di kuadrant ini biasanya seseorang mendapatkan banyak sekali teori-teori dengan berbagai analisa dan pertimbangan namun sedikit sekali praktik. Nah giliran dipraktekkan di Jalanan/masyarakat (kuadrant 2) banyak sekali yang tidak cocok, katakanlah hanya 2-3% yang cocok; tidak sesuai dengan teori. Hal ini dikarenakan informasi yang kita pelajari disekolah sudah tidak “up to date” lagi. Ilmu yang sudah kadaluarsa. Apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini? Seseorang yang berada pada kuadran pertama ini biasanya balik lagi ke kampus, untuk mempelajari teorinya dan setelah paham – bukan hanya tahu- dia kembali lagi mempraktekkan di masyarakat. Hal ini dilakukan secara terus menerus……
kuadarant ini biasanya dihuni oleh :Mahasiswa, Sarjana, Dosen, Dekan.

Berbeda dengan Kuadran Kedua : Orang Jalanan
Seseorang yang berada di kuadran ini langsung memraktekkan sesuatu, bahkan mungkin tanpa teori sedikitpun. Setelah mereka mentok baru dia belajar teorinya bisa dari kampus (kuadran 1) atau mengali informasi dari berbagai media,misalnya: lewat internet, majalah dan lain-lain. Lalu setelah dapat teori yang dibutuhkan langsung dipraktekkan. Kalo tetep gak bisa cari lagi informasi dan dipraktekkan lagi sampai akhirnya BISA. “BISA KARENA BIASA, BISA KARENA TERUS BERULANG MELAKUKAN SESUATU”.

Dalam bukunya Om Bob mencotohkan seperti orang yang belajar menembak. Diberi 10 peluru dan langsung praktek selama 10 minggu. Pekan pertama mungkin pelurunya meleset semua, pekan kedua mungkin ada satu peluru yang tepat sasaran, pekan ketiga bisa jadi tetep aja satu peluru yang tepat sasaran atau tidak menutup kemungkinan 3 peluru yang tepat sasaran. terus berlatih sampai akhirnya pada pekan ke-10, dia sukses menembakkan 10 peluru ke sasaran.

Kuadarant 3 (Jagoan/Ahli/Pakar)
Pada kuadrant ini biasanya terjadi pada seseorang yang telah BISA dan terbiasa terhadap sesuatu yang di tekuni sehingga menjadi terampil, dan ahli untuk mendukung tentunya dia harus selalu up-date informasi tentang apa yang di tekuni sehingga dia selalu jago dan ahli di bidangnya.

Seperti contoh di atas; seseorang yang telah bisa menembak 10 peluru dengan tepat sasaran, mungkin akan meningkatkannya dengan menembak 10 peluru dengan mata tertutup. Dalam proses pembelajarannya dia akan menggali informasi lagi, berbagai teori di pelajari lagi sampai akhirnya dia berhasi menembakkan 10 peluru tepat sasaran dengan mata tertutup. Kalo sudah begitu orang ini bisa disebut jago/ahli di bidangnya.

Kuadrant 4 (Profesional)
Seseorang yang sudah dikatakan ahli biasanya akan meningkatkan kapasitas dirinya menjadi profesional. Pada kuadarant ini biasanya berbagai tekanan datang, berbagai pertanyaan datang seputar tentang ke ahliannya. Katakanlah sebagai nara sumber. Ada sebagian pertanyaaan yang bisa 100% dijawab dan ada yang tidak; katakanlah cuma 99%. Terrus dimana mencari sisanya untuk menyempurnakan keahliannya? Seseorang profesional akan mencari jawabannya di Kampus (kuadrant 1)yang berisi banyak teori dan informasi. Setelah ketemu maka akan dipraktekkan di jalanan lagi….
begitu seterusnya sehingga RBS (Roda Bob Sadino) akan berputar di sepajang kehidupan.

Yang patut kita renungi:
Banyak orang kaya yang hanya tamatan SMA, bahkan gak lulus sekolah….. hanya karena kegigihannya, ketekunannya, kenekatannya, kengenyelannya dan kesabarannya akhirnya mereka bisa sukses; mengalahkan orang-orang yang tinggi pendidikannya.

Apakah lantas, sekolah menjadi tidak perlu ? Bagaiman menurut Anda ?

Cashflow Game : Bagaimana Membuat Uang Bekerja untuk Anda

Bukan hal yang keliru kalau ada yang beranggapan bahwa besarnya penghasilan tidak selalu berbanding lurus dengan besarnya kekayaan. Seseorang yang penghasilannya di atas Rp 10 juta sebulan, misalnya, bisa saja kehidupan keuangannya lebih ”susah” ketimbang karyawan yang penghasilannya sebesar Rp 5 juta per bulan.

Kok bisa begitu? Bisa saja. Sebab, berapa pun kecilnya penghasilan, sepanjang pengeluaran lebih rendah ketimbang pemasukan, berarti memiliki cash flow positif yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan kekayaan.

Di sisi lain, berapa pun besarnya penghasilan, jika pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan, posisi keuangan akan defisit. Itu berarti sebagian kebutuhan akan dibiayai oleh utang. Dus, tidak ada sumber dana yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan aset. Yang ada adalah penurunan kekayaan secara bertahap karena aset akan dipergunakan untuk pembayaran utang.

Oleh karena itu, tingkat kekayaan seseorang sebenarnya tidak diukur dari besarnya penghasilan, melainkan lebih bergantung pada karakter pengelolaan penghasilan. Singkatnya, berapa pun kecilnya penghasilan, tetap dimungkinkan menjadi kaya jika mau dan mampu melakukan inovasi dalam pengelolaan keuangan.

Apa itu inovasi keuangan? Sederhananya adalah melakukan hal yang berbeda dalam pengelolaan keuangan. Misal, jika orang kebanyakan menggunakan kartu kredit untuk berutang, dalam koridor inovasi keuangan, penggunaan kartu kredit adalah untuk memanfaatkan tenggang pembayaran sehingga Anda bisa menggunakan dana pihak lain, dalam kurun waktu tertentu tanpa biaya apa pun.

Jadi, jika Anda berbelanja pada hari ini dan kemudian melunasinya sebelum jatuh tempo, berarti Anda bisa mendapatkan tambahan cash flow dalam kurun waktu tersebut, yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal.

Bayangkan, jika Anda bisa membeli barang dengan harga ”X”, misalnya, lalu menjualnya kembali dengan harga ”X” plus keuntungan, Anda telah berbisnis tanpa modal dan bahkan memperoleh untung. Dengan kata lain, utang yang digunakan untuk kegiatan produktif merupakan salah satu inovasi keuangan. Apalagi jika utang itu sendiri diperoleh tanpa biaya apa pun, seperti penggunaan kartu kredit di atas.

Bagaimana jika utang itu menimbulkan biaya bunga? Tidak masalah. Sepanjang biaya bunga masih lebih rendah dibandingkan keuntungan yang diperoleh, tetap saja Anda tergolong kalangan yang inovatif. Jadi, ringkasnya, menumbuhkembangkan aset bisa dilakukan tanpa modal. Modal itu diperoleh dari utang. Lalu dipergunakan untuk berbisnis. Dan hasil bisnis tersebut mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan biaya utang itu sendiri.

Aset produktif
Contoh inovasi keuangan lainnya adalah memiliki sebanyak mungkin aset produktif dibandingkan aset konsumtif. Pernahkah Anda melihat pedagang yang tinggal di sebuah ruko, di mana lantai paling bawah digunakan untuk berdagang, sementara lantai di atasnya digunakan sebagai tempat tinggal?

Artinya, tempat usaha dan rumah tinggal menjadi satu. Dengan kata lain, rumah tinggal si pedagang tersebut bukan sekadar rumah tinggal, tetapi telah menjadi aset produktif yang bisa menghasilkan uang, alias tempat berbisnis. Bagaimana dengan Anda? Boleh jadi Anda memilki rumah lebih dari satu. Dan rumah yang tidak Anda tinggali setiap bulan malah menguras kantong Anda karena mesti membayar biaya listrik dan biaya pemeliharaan lainnya. Malah kondisi rumah terus merosot karena faktor usia dan lain sebagainya. Konkretnya, beberapa rumah yang Anda miliki bukan saja tidak produktif, tetapi malah menjadi beban. Oleh karena itu, rumah tersebut mesti diproduktifkan, dalam arti memberikan penghasilan, misalnya disewakan kepada pihak lain.

Selain rumah, coba lihat lagi berbagai kekayaan yang Anda miliki. Cermati apakah aset tersebut sekadar sebagai aset konsumtif, atau alat menjaga gengsi belaka, atau memang tergolong produktif. Jika Anda memiliki perhiasan emas yang nilainya meningkat, perhiasan itu tergolong aset produktif yang bisa menambah kekayaan Anda. Begitu juga dengan lukisan yang nilainya bisa saja mengalami peningkatan. Ringkasnya, aset produktif adalah aset yang memiliki nilai investasi.

Inovasi keuangan juga bisa dilakukan dengan cara pemilihan investasi yang tepat. Pengertian investasi yang tepat di sini adalah bagaimana menyuruh uang Anda ”bekerja” untuk Anda. Jadi, uang menghasilkan uang. Bagaimana caranya? Lakukan investasi aktif.

Investasi aktif adalah secara reguler memilih dan mengevaluasi investasi yang telah dilakukan. Di pasar modal, misalnya, sebagian kalangan membeli saham, lalu terus memegangnya dalam kurun waktu yang lama, dengan harapan memperoleh dividen dan capital gain. Ini memang tidak salah. Tetapi, dalam kurun waktu tersebut, bisa saja harga saham yang dipegang mengalami kemerosotan harga. Kalangan yang memegang saham tersebut boleh jadi tidak peduli atau malah menjualnya karena khawatir harga saham akan semakin merosot.

Nah, seorang investor aktif tidak akan bersikap seperti itu. Ia malah akan membeli lagi saham dimaksud pada harga yang lebih rendah. Kenapa? Karena tujuan memegang saham dimaksud adalah untuk jangka panjang. Dan ketika harga saham merosot, dilakukan pembelian agar secara rata-rata biaya pembelian saham menjadi lebih murah. Contoh-contoh lain tentang investasi aktif telah banyak diulas dalam tulisan-tulisan terdahulu di kolom ini.

Yang terakhir adalah inovasi keuangan dalam pengelolaan biaya. Pernahkah Anda mendengar istilah ”must have” vs ”nice to have”? Coba terapkan itu dalam perilaku pengeluaran biaya Anda. Berapa banyak Anda menghabiskan uang untuk membeli barang-barang yang sekadar ”nice to have”? Boleh jadi, kalau ditotal seluruh pembelian Anda, terutama pengeluaran yang bersifat harian, akan lebih banyak yang tergolong ”nice to have”.

Jika Anda bisa memotong biaya ”nice to have” 50 persen saja, akan sangat banyak tabungan yang Anda peroleh dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan keuangan lain yang lebih produktif. Selamat mencoba.

Informasi Bisnis Terkini : Bagaimana Cara Merintis Bisnis Properti Anda?

Kebanyakan anak muda yang baru bekerja masih bingung menempatkan kelebihan dananya. Salah satu yang menjadi incaran para kaum muda berinvestasi adalah properti.
Nah, biasanya kaum muda akan dibingungkan dengan banyak pertanyaan, seperti lokasi mana yang tepat, properti seperti apa yang prospeknya bagus, sampai mana yang paling menguntungkan.
Bagaimana tips memilih investasi di sektor properti? Berikut ini ada beberapa tips yang dikutip dari The Sydney Morning Herald.
1. Tanya pada diri anda, kenapa ingin berinvestasi di properti, dan apa yang ingin anda hasilkan? Jika anda ingin kaya mendadak, maka ini bukan jalan yang harus anda ambil. Memang, kita sudah melihat lonjakan harga properti beberapa tahun ke belakang, tetapi harga properti juga seperti siklus ekonomi, menanjak secara perlahan. Meski ada krisis, tapi dalam beberapa tahun ke depan kita masih akan lihat pertumbuhan harga properti.
Rata-rata pelaku industri properti suka mengikuti tren. Atas alasan yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat, mereka justru memburu properti di saat harganya beranjak naik. Jadi, bisa dipastikan kenaikan harga masih akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
Masih banyak faktor lain yang mendukung naiknya harga-harga properti. Tapi, sulit juga menebak kapan harganya naik dan sampai seberapa besar kenaikannya. Daripada bertanya-tanya lebih baik pasang target jangka panjang sambil ikuti perkembangan ekonomi nasional.
Saat ini, krisis sedang melanda Eropa dan Amerika Serikat (AS), namun faktor eksternal ini tidak akan berpengaruh banyak terhadap perekonomian negara-negara berkembang. Jadi, harga properti pun tidak akan turun atas sentimen ini.
Jika anda masih muda dan baru berniat ingin masuk ke industri properti, anda punya banyak waktu untuk menabung sambil mencermati perkembangan pasar dunia. Janganlah terburu-buru.
2. Jangan buta informasi
Begitu anda serius ingin menempatkan sejumlah dana di sebuah properti, cari informasi sedalam-dalamnya mengenai industri ini, mulai dari perusahaan sampai tren yang terjadi saat ini. Sudah banyak cerita mengenai pengembang yang meminta uang muka setelah itu raib ditelan bumi sebelum propertinya sempat diselesaikan. Jangan terpancing dengan investasi murah tapi dengan imbal hasil yang tinggi.
Ada banyak cara untuk menggali informasi seperti ini. Internet sudah membuka jendela dunia lebar-lebar. Tempat inilah yang paling tepat bagi kaum muda yang ingin mencari berita-berita soal properti. Tak hanya itu, baca juga koran dan majalah bereputasi baik yang memuat berita properti.
Internet juga menyediakan harga, lokasi sampai ke tempat anda mencari pinjaman untuk membeli properti. Jika ingin mengetahui tren yang sedang berlangsung, baca juga artikel opini dari para pelaku properti.
3. Berinvestasilah secara seimbang
Tak bisa dipungkiri, di benak kaum muda berinvestasi di properti bisa memberikan keuntungan yang tinggi. Hal ini juga biasanya didukung oleh kedua orang tua yang sudah berpengalaman punya rumah atau properti lainnya.
Tapi, jika anda masih muda dengan uang lebih dan belum punya tanggungan, tidak ada salahnya untuk menanamkan modal di tempat lain. Hal ini dilakukan supaya investasi anda seimbang, tidak berat di satu sektor saja.
Meski anda baru saja bekerja, namun tidak akan rugi jika anda menyisihkan sedikit saja penghasilan anda untuk berinvestasi di saham. Atau bisa saja anda menggenjot dana terlebih dahulu di saham. Setelah dapat untung, dananya bisa digunakan untuk membeli properti. Belajar berinvestasi sejak dini mengasah kemampuan kita mengeruk rupiah di masa mendatang.
Tidak perlu menyisihkan dana terlalu banyak untuk mulai berinvestasi, katakanlah sekitar Rp 10.000-50.000 per minggu. Meski kecil tapi lebih baik daripada tidak sama sekali.
Pendekatan kecil ini mengajarkan anda untuk membagi risiko. Dana anda tidak akan hilang begitu saja jika terjadi sesuatu, berbeda jika hanya ditempatkan di satu wadah.
4. Menabunglah sebanyak mungkin sebelum membeli
Jika anda berniat menyewakan kembali properti yang anda beli, misalnya rumah atau apartemen, maka anda harus punya uang lebih untuk biaya perawatan. Kalau anda beli properti untuk ditinggali, uang ekstra tetap diperlukan, untuk uang kebersihan dan keamanan juga perawatan properti anda.
Langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah menyimpan lebih banyak dana di tabungan sebelum membeli properti. Dengan ini, anda lebih terlindungi dari biaya-biaya tambahan lainnya.
5. Lakukan riset mengenai lokasi yang ideal
Pepatah lama mengatakan, belilah rumah yang tidak terlalu jauh dari pusat kota. Tidak perlu lengkap dengan fasilitas pendukung seperti lift atau gym dan kolam renang, tapi usahakan lokasinya tidak jauh dengan sarana-sarana umum.
Lokasi yang dekat dengan pusat kota memang bagus, tapi perhatikan juga pertumbuhan kotanya ke arah mana. Jangan sampai daerah pinggiran kota yang menjadi lokasi properti kita malah tidak akan dikembangkan oleh pemerintah.
Beli properti berdekatan dengan stasiun kereta selalu menjadi pilihan terbaik karena sarana tersebut akan terus digunakan dalam waktu yang cukup lama. Saat populasi semakin bertambah, sarana transportasi massa itu akan menjadi semakin penting.
Tapi hati-hati terhadap area yang punya sentimen negatif, seperti dekat bandara atau terminal yang selalu padat. Bahkan, jalan raya antar kota yang setiap harinya sangat sibuk bisa menjadi masalah. Area seperti ini sebaiknya dihindari saja.
Perhatikan warga sekitar, orang-orang seperti apa yang tinggal di area tersebut. Seleksi juga orang-orang yang berniat menyewa properti milik anda, jangan terima sembarang orang.
Belilah properti yang mudah dijual kembali di saat anda membutuhkan. Jika sebuah properti sudah ditawarkan selama berbulan-bulan tapi belum terjual juga, cari penyebabnya. Jangan sampai anda terlanjur membeli tapi ternyata kesulitan untuk menjual kembali.
6. Pegang uang tunai yang cukup setelah membeli properti
Saat anda membeli baru saja membeli properti, jangan habiskan seluruh dana anda untuk membayar cicilannya. Buatlah sebuah simpanan yang berbunga tinggi dan gampang dicairkan (jangan pilih deposito berjangka waktu lama).
Gunakan tabungan ini sebagai dana cadangan anda. Dana ini bisa digunakan untuk biaya perawatan atau bahkan pelebaran aset-aset anda. Anda harus disiplin dengan dana ini, jangan digunakan untuk hal-hal lain kecuali untuk properti anda.
7. Setelah beli, tetaplah menabung
Kalau masih memungkinkan, setelah anda membeli properti dan punya dana cadangan, anda harus terus menabung. Tapi, jika anda membeli properti untuk ditinggali, maka lebih baik anda mempercepat cicilan saja jika ada uang lebih.
Dengan membayar lebih cepat, maka total biaya yang anda keluarkan bisa lebih kecil, terutama menghindari beban bunga cicilan. Hal ini lebih menguntungkan daripada menyimpannya uang lebih di tabungan.
Akan tetapi, jika properti yang anda beli tujuannya untuk disewakan. Maka, biarkanlah uang sewa tersebut yang bertanggung jawab atas cicilan. Uang lebihnya bisa anda simpan.
8. Rombak penampilan properti anda
Jika anda membeli properti yang masih belum sempurna, anda tidak perlu khawatir. Anda punya banyak waktu untuk melakukan perombakan dan mempercantik properti anda. Akan lebih baik jika anda terjun langsung dalam perombakan ini.
Penataan ruangan, mulai dari warna dinding hingga bentuk lantai keramik, bisa dilakukan sendiri dengan sedikit belajar. Namun, untuk beberapa urusan seperti listrik, ledeng, pemasangan atap, anda bisa menghubungi pihak yang lebih profesional.
9. Jadilah induk semang yang baik
Selalu siap sedia untuk merawat dan menjaga properti anda dengan baik, usahakan selalu terlihat sempurna. Dengan begitu, anda bisa menjaring lebih banyak penyewa, bahkan dengan harga yang bersaing. Rumah sewa yang terlihat kumuh sudah pasti dijauhi penyewa, harganya jatuh pula.
10. Jangan tergesa-gesa, bersabarlah sebelum membeli properti lagi
Anggaplah anda sudah punya satu properti dalam portofolio investasi anda, dan sekarang anda ingin lebih. Jangan tergesa-gesa. Ingat, seimbangkan dulu investasi anda, jangan hanya bermain di properti saja. Ikuti dulu seluruh rangkaian tips di atas dengan baik. Jika struktur permodalan anda sudah sangat solid, barulah anda boleh membeli properti lagi. Akan tetapi, punya dua atau lebih properti berarti risikonya semakin tinggi. Investasi properti berikutnya lebih baik untuk jangka yang lebih panjang, daripada hanya untuk dijual kembali.

2012: Tahun Kebangkitan Properti

Prospek bisnis properti terus meningkat. Tahun 2012 ini dipandang sebagai kebangkitan bisnis properti. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik, turunnya suku bunga, dan meningkatnya daya beli masyarakat menjadi faktor utama bangkitnya bisnis properti.

Menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit, 2012 ini, bisnis properti di Indonesia adalah yang paling menguntungkan di dunia. “Bisnis properti tahun ini sangat bagus. Karena ekonomi baik, daya beli tinggi dan suku bunga sangat rendah. Akibatnya, bank berlomba-lomba sehingga konsumen dimanjakan,” tutur Panangian kepada SP di Jakarta, Selasa (28/2).

Panangian akan berbicara pada SP Business Gathering, di Hard Rock Café, Jakarta, Rabu (29/2). Menurut dia, kesempatan seperti ini belum pernah terjadi di Indonesia sebelumnya. “Dulu bunga kita 12% , sekarang 8%  dan fix lima tahun. Inilah tanda-tanda akan booming property,” ucapnya.

Bahkan, kenaikan BBM yang akan memberi dampak pada inflasi, menurut Panangian tidak akan berdampak signifikan terhadap bisnis ini. “Ekonomi kita tumbuh cukup tinggi, dan inflasi kita saat ini sangat rendah, jadi kalaupun naik sedikit tidak akan berpengaruh. Selain itu harus diingat, bank sekarang mengelami kelebihan likuditas. Sehingga mereka akan bersaing untuk menawarkan kredit,” paparnya.   Disampaikan Panangian, menurut data BPS 2011, masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia, yang belum memiliki rumah. “Hal ini membuat prospek properti di Indonesia sangat luar biasa,” ucapnya.

Di sisi lain, pemerintah juga terlihat sulit menyediakan rumah bagi keluarga berpenghasilan menengah ke bawah.

“Lihat saja, demand rumah mencapai 900 ribu unit per tahun, sementara suplai hanya 80 ribu per tahun. Selain itu, di Indonesia semua segmen pasar properti sangat terbuka sebagai investasi atau bisnis bagi investor dan pengembang termasuk pasar untuk kelas paling bawah,” jelasnya.

Kawasan yang paling prospektif untuk investasi properti di 2012 ini, menuurt Panangian adalah Jabodetabek. Alasannya, kebutuhan hunian yang tertinggi di Indonesia tahun ini masih ada di Jabodetabek.

“Saya memperkirakan dalam sepuluh tahun ke depan, penduduk Jabodetabek akan bertambah 7,2 juta jiwa. Jika diasumsikan satu rumah dihuni empat orang, maka dalam sepuluh tahun ke depan akan diperlukan 1,8 juta unit hunian, sehingga setiap tahun akan dibutuhkan setidaknya 180 ribu unit hunian,” ujarnya.

Panangian memprediksi, kondisi yang baik ini akan berlangsung paling tidak hinggga lima tahun ke depan. Untuk itu, Panangian memberi saran, properti yang menjanjikan adalah yang berada di sunrise location. “Sunrise location akan menjadi incaran tahun ini untuk tujuan menciptakan tingkat pengembalian yang optimal. Tingkat pengembaliannya di atas 150 persen,” ujarnya.

Dijelaskan Panangian, sunrise location adalah daerah-daerah yang memiliki tingkat pengembalian sewa memenuhi atau melebihi cicilan ke bank. “Misalnya sebuah properti harga Rp700juta. Kita pinjam dari bank Rp500juta dan DP Rp200juta. Kita sewakan Rp6juta per bulan, sedangkan cicilan ke bank di bawah Rp6juta. Berarti tiap tahun kita masih kelebihan uang,” jelasnya.

Properti seperti itu, menurut Panangian, di Jakarta hanya satu persen dari total properti yang jumlahnya Rp600 triliun. “Properti itu bisa jadi ruko, kios, town houses, apartemen ataupun kondomonium. Yang penting bagaimana kita mempelajari daerah mana yang sunrise location,” terangnya.

Menurut Panangian, jika investor membeli saat ini, maka dia akan memperoleh untung ketika menjual paling cepat 2015 dan paling lama 2016. “Pasti akan untung,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Panangian, harus dipisahkan antara properti dan uang. “Jadi kalau nanti sunrise sudah mengarah ke sunset, segera pindahkan uang ke daerah sunrise yang baru. Ini kan melipatgandakan uang melalui property (compounding),” tuturnya.

Selain itu, investor Indonesia tidak perlu kuatir akan serbuan investor asing di bidang property. “Dari luar untuk masuk ke properti sulit, karena regulasi Indonesia belum memberi kemudahan seperti di Malaysia dan Singapura. Kalaupun investor asing mau masuk, paling ke Batam dan Bali yang sudah lebih mudah,” pungkasnya. [YHD/M-6]